Pagi yang begitu dingin membuatku
enggan beranjak dari tempat tidur. Kupandangi jendela kamarku, terlihat awan
yang menggumpal pertanda akan turun hujan. Sang matahari tidak menyapaku pada
pagi hari ini, kutarik selimut tebalku agar aku merasa lebih hangat. “Dina
sayang .. cepat bangun, kamu nggak sekolah?” teriak mamaku dari dapur. “Iya
maa, 5 menit lagi, masih ngantuk nih..” teriakku menjawab mama. Kemudian ketika
aku membuka mata, aku terkejut melihat mama sudah berada di samping tempat
tidurku, sambil menunjuk ke jam dinding kamarku “ Lihat ! ini sudah pukul
06.15, kamu harus cepat-cepat pergi ke sekolah nanti malah terlambat.Buruan
mandi!”
Aku pun langsung bangun geragapan
dan bergegas ke kamar mandi agar mama tidak mengomeli aku lagi. Air yang begitu
dingin kuguyurkan ke badanku. Selesai mandi aku sarapan bersama keluarga
kecilku yang terdiri dari mamaku Vina, papaku Andi, dan kakak cantik ku yang
bernama Resti. Menu makanku pagi hari ini adalah nasi goreng telur.Tiada yang
bisa mengalahkan cita rasa nasi goreng buatan mamaku, aku sagat menyukai nasi
goreng telur buatan mama.
Setelah selesai sarapan, aku
berangkat ke sekolah bersama kakakku. Di perjalanan, aku berbincang-bincang
dengan kakak membahas tentang sekolahnya. Aku masih duduk di bangku kelas 3
SMP, sedangkan kakakku sekarang kelas 3 SMA. Yaa .. kita dilahirkan hanya
selisih 3 tahun. Kakakku juga menceritakan tentang kisah cintanya bersama
seorang laki-laki bernama Farid. Ia berasal dari sekolah yang berbeda dari
kakak, setahu ku hubungan mereka sudah lama, ada mungkin 2 tahun. Cinta mereka
berdua sangatlah kuat. Kesetiaanlah yang selalu mereka pegang teguh. Namun
belum sampai selesai ia bercerita, ia menghentikan sepeda motornya, lalu
berkata “ Udah na, nanti aja dilanjutin ceritanya sepulang sekolah”. Ternyata aku sudah sampai
di depan sekolah yaitu SMP 2 Bandung. Aku pun langsung turun dari sepeda dan
berpamitan kepada kakak kemudian memasuki kelas.
Saat aku berjalan memasuki kelas,
kulihat seoarang laki-laki yang sedang berjalan dengan ketangguhannya melewati depan kelasku. Ia bernama alvin, ia
teman sekelasku yaitu 9F. Kuakui, sejujurnya aku sudah lama menyimpan rasa
dengannya. Entah apa yang aku rasakan ini apakah aku menyukainya hanya sebagai
teman sekelas yang caring, pintar dan pandai bergaul ataukah aku menyukainya
lebih dari hanya sebatas teman.Setiap ia berada di dekatku, aku merasa nyaman.
Tak ingin rasanya berada jauh darinya. Jantungku juga selalu deg-deg an saat ia
berada di depan mataku dan mendekatiku. “Ah menyebalkan, kenapa aku bisa punya
rasa ini kepadamu vin..” gumamku.
Sesampai di kelas, aku duduk dan
bercanda serta bergurau bersama sahabat-sahabatku. Kulihat alvin juga sedang
bercanda dengan teman sebangkunya yang bernama viko. Yaa ... viko adalah teman
dekat alvin. Kemana alvin pergi, disamping alvin selalu ada viko. Tapi viko
tidak seperti alvin, ia kurang pandai bergaul ia pendiam, terkadang berbicara
tetapi sekali berbicara selalu menimbulkan canda tawaan ku dan teman-teman
semua, tak terkecuali alvin. Ketika melihat alvin tersenyum, aku tenang..
rasanya tiada hal di dunia ini yang membuatku tenang selain melihat senyuman
manis di bibir alvin. Tapi khayalanku itu harus kuhapus bersih-bersih, karena
tak lama lagi sudah Ujian Nasional, aku harus fokus, fokus, dan fokus hanya
pada Ujian Nasional, tidak pada yang lain termasuk memikirkan alvin.
Bel istirahat pun terdengar,
kebiasaan di sekolahku ketika bel istirahat adalah pergi ke masjid untuk
melaksanakan ibadah sholat dhuha. Aku dan teman-teman pergi ke mushola untuk
melaksanakan sholat dhuha tak terkecuali alvin. Satu-satunya teman cowokku yang
rajin sholat dhuha adalah dia, alvin. Itulah yang menyebabkan aku menyukai
serta mengaguminya selain ia tampan, baik, dan pintar, ia juga anak yang rajin
beribadah J.
Tapi sudahlah, aku tidak boleh terlarut kedalam perasaan yang terpendamku ini
kepada alvin.
Setelah melaksanakan sholat
dhuha, aku kembali ke kelas. Tak lama kemudian bel masuk terdengar, aku pun mengikuti
pelajaran yang diajarkan oleh guruku. Saat itu adalah pelajaran matematika,
yang mengajar adalah Bu Isna. Entah mengapa ketika diajar oleh bu isna aku
selalu mengantuk, teman-temanku juga merasakan hal yang sama denganku, yaitu
mengantuk ketika diajar oleh bu isna. Saat itu bu isna menerangkan pelajaran,
anehnya.. mataku tertuju pada alvin, aku terkesima melihat ketampanannya dari
samping. “Kamu ganteng banget sih vin, pengen banget deh bisa jadi pacar kamu
kamu” pikirku. Tiba-tiba alvin juga menoleh dan memandangiku, cukup lama ia
memperhatikanku. Ku berikan senyum terindahku kepadanya. Perasaanku semakin menjadi-jadi
kepadanya. Tak dapat ku tahan hasratku untuk menjadi pacarnya alvin. Saat itu
aku merasa deg-deg an yang luar biasa, aku sangat bahagia karena selama aku
mengaguminya diam-diam, baru kali ini ia memandangiku cukup lama.
Ketika bel pulang sekolah
dibunyikan, aku dan teman-teman langsung membereskan buku dan berdo’a kemudian
baru pulang. Saat aku ingin mengambil sepatu, aku bertabrakan dengan alvin.
“Ehh ..sorry ya din, aku gak sengaja, aku buru-buru pulang” katanya. “Iya vin, gapapa kok emang mau ada acara di rumah ya, kok buru-buru pulang?” tanyaku. Kemudian aku dan alvin berjalan berdampingan. “Nggak juga sih... ya aku pengen cepet pulang aja.”jawabnya. “Mmm.. iya deh. Oh iya, kamu dijemput siapa?” tanyaku. “Di jemput kakak din”jawabnya. Harus kuakui, alvin memang agak cuek ketika menjawab pertanyaan sesorang yang memang belum terlalu kenal dekat dengannya, misalnya seperti aku meskipun teman sekelasnya. Tetapi bagaimanapun sikapnya kepadaku, aku tetap menghargainya. Sesampai di gerbang sekolah, kulihat kakak ku sudah menunggu ku. Aku pun pulang bersama kakak dan berpisah dari alvin.
“Ehh ..sorry ya din, aku gak sengaja, aku buru-buru pulang” katanya. “Iya vin, gapapa kok emang mau ada acara di rumah ya, kok buru-buru pulang?” tanyaku. Kemudian aku dan alvin berjalan berdampingan. “Nggak juga sih... ya aku pengen cepet pulang aja.”jawabnya. “Mmm.. iya deh. Oh iya, kamu dijemput siapa?” tanyaku. “Di jemput kakak din”jawabnya. Harus kuakui, alvin memang agak cuek ketika menjawab pertanyaan sesorang yang memang belum terlalu kenal dekat dengannya, misalnya seperti aku meskipun teman sekelasnya. Tetapi bagaimanapun sikapnya kepadaku, aku tetap menghargainya. Sesampai di gerbang sekolah, kulihat kakak ku sudah menunggu ku. Aku pun pulang bersama kakak dan berpisah dari alvin.
Di perjalanan pulang, kakak
menggodaku “Cieee... ada yang udah punya cowok nih kayaknya hahaha :-D”.
Ternyata tadi kakak melihatku sedang berjalan di samping alvin. “Apaan sih kak,
dia Cuma temenku kok jangan sotoy deh .. “jawabku.”Dia ganteng dek, kaka doain
deh biar kamu bisa jadian sama dia. Tapi dia kelas apa dek, sekelas sama kamu?”
jawab kakaku lagi.”Iya kak, ah udah deh berhenti godain aku. Aku nggak ada
apa-apa sama dia kok. Tadi cuma jalan bareng aja waktu pulang”jawaban akhirku
agar kakak berhenti menggodaku. Kakak hanya tersenyum melihat ku menjawabnya
dengan nada seakan mengelak. Tapi perasaanku saat kakak berkata seperti itu
membuatku merasa lebih bahagia dan melayang. Sepertinya kakak sudah mengerti
perasaanku kepada alvin. Tak lama, aku dan kakak sampai di depan rumah. Aku
langsung masuk kamar dan mengambil buku harian ku kemudian menuliskan kejadian
yang benar-benar istimewa di hari ini. Yaa.. aku memang suka menulis, tetapi
aku tidak bercita-cita sebagai penulis. Dalam buku harianku itu aku menulis
puisi.
Kau datang membawakanku pelangi
Kau hadirkan senyum terindah
Kau semai kan benih benih rasa cinta di hatiku
Di sepanjang perjalanan hidupku ini
Kau adalah bagian hidupku
Aku ingin menjadi bunga di hatimu
Aku ingin kau tau..
Aku mencintaimu..♥
Kau hadirkan senyum terindah
Kau semai kan benih benih rasa cinta di hatiku
Di sepanjang perjalanan hidupku ini
Kau adalah bagian hidupku
Aku ingin menjadi bunga di hatimu
Aku ingin kau tau..
Aku mencintaimu..♥
Kemudian ...
*Toktoktok*
Ada yang mengetuk pintu kamarku, ketika kubuka ternyata kakakku. “Ngapain dek?”
tanya kakak. “Tiduran kak, capek banget nih”.” Capek kenapa? Capek nungguin pangeran
itu jatuh cinta sama kamu? Hahaha...”.”Ih apaan sih!” jawabku. “udah deh, kakak
juga pernah kali, ngarasain jatuh cinta pandangan pertama. Kamu tadi waktu
pulang kelihatan banget tau kalo lagi naksir sama cowo sekelasmu itu”jawab
kakakku lagi. Aku merasa malu dan kesal saat kakak berkata seperti itu
kepadaku, akhirnya aku menyuruh kakak pergi.”Pergi aja sana kak, sukanya godain
aku terus !”. “Iya iya adekku sayang yang lagi jatuh cinta, hahaha....”.
setelah menggodaku kakak pergi ke kamarnya. Sementara itu, aku kembali menulis
di buku harianku. Banyak sekali yang kutulis tentang kejadian di sekolah siang
ini.
Bersambung....
#tunggu lanjutannya yaa ♥